LISTRIK pada umumnya dibangkitkan dari turbin yang digerakkan uap air. Uap air dihasilkan dengan mendidihkan air dalam bejana (boiller). Bahan bakar yang sering digunakan untuk mendidihkan air inilah yang membedakan nama pembangkit listrik. Ada yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas, batu bara atau nuklir. Pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil, biasanya disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan yang menggunakan nuklir disebut PLTN.PLTU telah banyak didirikan di Indonesia, dan telah banyak pula pengalaman yang kita rasakan, baik masalah pergiliran pasokan arus listrik, harga, dan polusi. Masalah pergiliran pasokan arus listrik disebabkan masalah pasokan yang terbatas, karena tak adanya cadangan sumber listrik. Harga telah dipastikan naik terus mengikuti harga minyak bumi. Padahal minyak bumi dan gas dapat dimanfaatkan untuk pembuatan plastik, pupuk, kain, kendaraan bermotor atau keperluan lain yang lebih bermanfaat untuk kehidupan.Kalau PLTN memang merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi di Indonesia. Selain bersih dan tak mencemari lingkungan, harga listriknya sangat murah dan dapat bersaing. Bahkan dengan reaktor temperatur tinggi, selain listrik yang dihasilkan, pendinginnya dapat digunakan untuk memproses batu bara menjadi bahan bakar minyak dan gas untuk kendaraan bermotor, serta desalinasi air laut, untuk menjadi air minum dan garam. Harga listrik yang murah tidak hanya didukung harga bahan bakar nuklir yang lebih murah dari harga minyak bumi atau batu bara, tetapi volume bahan bakar nuklir yang diperlukan jauh lebih kecil, sehingga harga transportasinya murah.
Sekilas Sejarah PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan salah satu sumber pembangkit listrik yang memanfaatkan energi nuklir dengan menggunakan bahan bakar nuklir uranium. PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU hanya saja ruang bakar PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang dapat menghasilkan panas / kalor. Pada pltu proses pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam ruang bakar. Bahan bakarnya dapat berupa bahan fosil seperti batubara, minyak bumi, gas. Jika pada PLTN bahan bakarnya (uranium) mengalami proses fisi pada reaktor nuklir. Panas yang dihasilkan dari reaksi fisi digunakan untuk menguapkan air. Uap tersebut digunakan untuk memutar turbin, sehingga generator bisa menghasilkan listrik.
Sejarah pemanfaatan energi nuklir melalui Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dimulai beberapa saat setelah tim yang dipimpin Enrico Fermi berhasil memperoleh reaksi nuklir berantai terkendali yang pertama pada tahun 1942. Reaktor nuklirnya sendiri sangat dirahasiakan dan dibangun di bawah stadion olah raga Universitas Chicago. Mulai saat itu manusia berusaha mengembangkan pemanfaatan sumber tenaga baru tersebut. Namun pada mulanya, pengembangan pemanfaatan energi nuklir masih sangat terbatas, yaitu baru dilakukan di Amerika Serikat dan Jerman. Tidak lama kemudian, Inggris, Perancis, Kanada dan Rusia juga mulai menjalankan program energi nuklirnya.
Prinsip kerja PLTN
Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu, air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uang yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti : batu bara, minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (S02) dan nitrogen oksida (Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan teremisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bias menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada PLTN panas yang akan digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disalurkan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel sperti C02, S02, atau Nox, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian LTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN. Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut:
- Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas yang sangat besar.
- Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunakan.
- Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak (kinetik). Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga dihasilkan arus listrik.
Prosesnya adalah : Air dipompa menuju ke ketel uap. Dalam reaktor nuklir terjedi proses fision , dimana bahan bakar nuklir (uranium) mengalami fisi yang akan menghasilkan panas yang digunakan untuk menguapkan air. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga menghasilkan tenaga listrik.
Proses fisi / fision adalah proses dimana suatu unsur diuraikan menjadi unsur-unsur lain yang masanya lebih kecil daripada masa uranium yang diuraikan.
Prosesnya adalah inti uranium ditembak dengan neutron sehingga pecah menjadi inti xenon dan inti strontium selain itu juga terjadi pelepasan neutron dari inti uranium yang ditembakkan tersebut.
Pada proses tersebut terjadi selisih massa artinya massa uranium sebelum melakukan proses fisi. Itu artinya ada massa yang hilang. Massa yang hilang tersebut berubah menjadi energi panas di dalam reaktor nuklir.Prosesnya adalah inti uranium ditembak dengan neutron sehingga pecah menjadi inti xenon dan inti strontium selain itu juga terjadi pelepasan neutron dari inti uranium yang ditembakkan tersebut.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Full Setrum
dengan judul Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://alfano-ewa.blogspot.com/2010/12/pembangkit-listrik-tenaga-nuklir.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Alfano Endra Wardhana - Sabtu, 20 November 2010
Belum ada komentar untuk "Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir"
Posting Komentar