Area Setrum

Berbagi informasi seputar kelistrikan

Transmisi & Distribusi Tenaga Listrik



Sistem transmisi berfugsi menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban melalui saluran transmisi, karena adakalanya pembangkit tenaga listrik dibagun ditempat yang jauh dari pusat-pusat beban (load centres).
Sedangkan, Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Sistem tenaga listrik adalah beberapa unsur perangkat peralatan yang terdiri dari pembangkitan, penyaluran atau transmisi,distribusi dan pelanggan, yang satu dengan yang lainnya berhubungan dan saling bekerja sama sehingga menghasilkan tenaga listrik. Suatu sistem tenaga listrik harus bisa melayani pelanggan secara baik, dalam arti sistem tenaga listrik tersebut harus aman dan handal. Aman disini mempunyai pengertian bahwa sistem tenaga listrik ini tidak membahayakan manusia dan lingkungannya dan handal mempunyai arti bahwa sistem tenaga listrik ini dapat melayani pelanggan secara memuaskan misalnya dalam segi kontinyuitas dan kualitasnya.
Transmisi dan Distribusi sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan berikut ini.
a.         Pembangkit
b.        Penyaluran
c.         Distribusi
d.        Pelanggan
Dari keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa prinsip kerja dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian disalurkan melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi.
Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi
biasanya pelanggan ini berasal dari sektor industri berskala besar yang membutuhkan tegangan yang besar dan daya yang besar.
Tegangan generator pada umumnya rendah antara 6 kV sampai 24 kV, maka tegangan ini biasanya dinaikan dengan pertolongan transformator daya ke tingkat tegangan yang lebih tinggi antara 30 kV sampai 500 kV (dibeberapa negara maju bahkan sudah sampai 1000 kV). Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini, selain untuk memperbesar daya hantar dari saluran yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga memperkecil rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran.
Penurunan tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama-pertama dilakukan pada gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih rendah, misalnya dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Kemudian penurunan kedua dilakukan pada gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20 kV. Tegangan 20 kV ini disebut tegangan distribusi primer.
Ada dua kategori saluran transmisi, saluran udara (overhead lines) dan saluran kabel tanah (underground cable). Untuk saluran udara menyalurkan tenaga listrik melalui isolator-isolator, sedangkan saluran kabel tanah menalurkan tenaga listrik melalui kabel-kabel yang ditanam dibawah permukaan tanah. Kedua cara penyaluran diatas mempunyai untung dan ruginya. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, taufan, hujan angin, bahaya petir. Lagi pula saluran bawah tanah lebih estetis karena tidak mengganggu pandangan. Karena itu saluran bawah tanah banyak digunakan di kota-kota besar. Namun biaya pembangunannya cukup mahal dibandingkan dengan saluran udara, dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan hubungan singkat.

Tuan Rumah Semi-Final, Berkah Bagi Indonesia



Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyebutkan, pertandingan leg pertama semi-final Piala AFF 2010 melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis [16/12] malam WIB, merupakan berkah bagi Indonesia.

Federasi sepakbola Asia Tenggara [AFF] sebelumnya sudah memastikan pertandingan leg pertama semi-final dilangsungkan di Jakarta, karena Filipina tidak mempunyai stadion yang memenuhi standar internasional.

“AFF telah mengirim surat kepada kami yang isinya menyatakan Filipina memilih Stadion Utama sebagai home ground mereka saat melawan Indonesia di leg pertama semi-final. Ini berkah besar bagi kita,” ujar Nugraha.


Detail... 

Penalti Bepe Singkirkan Thailand


Thailand tersingkir dari ajang Piala AFF setelah dikalahkan tuan rumah Indonesia 2-1 dalam laga terakhir penyisihan Grup A di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa [7/12] malam WIB.

Bagi Thailand, hasil akhir ini menjadi yang terburuk dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala AFF. Selain itu, Thailand untuk kali pertama tidak mampu memetik kemenangan dalam laga penyisihan grup.

Pada laga lainnya di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Malaysia memetik kemenangan 5-1 atas Laos. Dengan demikian, Malaysia mendampingi Indonesia ke semi-final sebagai runner-up Grup A.


Detail... 
Sistim Kerja PLTU Batu bara

Sistim Kerja PLTU Batu bara


            Adapun prinsip kerja PLTU itu adalah batu bara yang akan digunakan/dipakai dibakar di dalam boiler secara bertingkat. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh laju pembakaran yang rendah dan tanpa mengurangi suhu yang diperlukan sehingga diperoleh pembentukan NOx yang rendah. Batu bara sebelum dibakar digiling hingga menyerupai butir-butir beras, kemudian dimasukkan ke wadah (boiler) dengan cara disemprot, di mana dasar wadah itu berbentuk rangka panggangan yang berlubang. Pembakaran bisa terjadi dengan bantuan udara dari dasar yang ditiupkan ke atas dan kecepatan tiup udara diatur sedemikian rupa, akibatnya butir bata bara agak terangkat sedikit tanpa terbawa sehingga terbentuklah lapisan butir-butir batu bara yang mengambang. Selain mengambang butir batu bara itu juga bergerak berarti hal ini menandakan terjadinya sirkulasi udara yang akan memberikan efek yang baik sehingga butir itu habis terbakar. Karena butir batu bara relatif mempunyai ukuran yang sama dan dengan jarak yang berdekatan akibatnya lapisan mengambang itu menjadi penghantar panas yang baik. Karena proses pembakaran suhunya rendah sehingga NOx yang dihasilkan kadarnya menjadi rendah, dengan demikian sistim pembakaran ini bisa mengurangi polutan. Bila ke dalam tungku boiler dimasukkan kapur (Ca) dan dari dasar tungku yang bersuhu 750 - 950 ¼C dimasukkan udara akibatnya terbentuk lapisan mengambang yang membakar. Pada lapisan itu terjadi reaksi kimia yang menyebabkan sulfur terikat dengan kapur sehingga dihasilkan  CaSO4 yang berupa debu sehingga mudah jatuh bersama abu sisa pembakaran. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pengurangan emisi sampai 98% dan abu CaSO4-nya bisa dimanfaatkan. Keuntungan sistim pembakaran ini adalah bisa menggunakan batu bara bermutu rendah dengan kadar belerang yang tinggi dan batu bara seperti ini banyak terdapat di Indonesia.

            Pembakaran batu bara ini akan menghasilkan uap dan gas buang yang panas. Gas buang itu berfungsi juga untuk memanaskan pipa boiler yang berada di atas lapisan mengambang. Gas buang selanjutnya dialiri ke pembersih yang di dalamnya terdapat alat pengendap abu setelah gas itu bersih lalu dibuang ke udara melalui cerobong. Sedangkan uap dialiri ke turbin yang akan menyebabkan turbin bergerak, tapi karena poros turbin digandeng/dikopel dengan poros generator akibatnya gerakan turbin itu akan menyebabkan pula gerakan generator sehingga dihasilkan energi listrik.  Uap itu kemudian dialiri ke kondensor sehingga berubah menjadi air dan dengan bantuan pompa air itu dialiri ke boiler sebagai air pengisi.

Generator biasanya berukuran besar dengan jumlah lebih dari satu unit dan dioperasikan secara berlainan. Sedangkan generator ukuran menengah didisain berdasarkan asumsi bahwa selama masa manfaatnya akan terjadi 10.000 kali star-stop. Berarti selama setahun dilakukan 250 x star-stop maka umur pembangkit bisa mencapai 40 tahun. Bila daya generator meningkat maka kecepatannya meningkat pula dan bila kecepatan kritikan dilalui maka perlu dilakukan pengendalian poros generator supaya tidak terjadi getaran. Untuk itu konstruksi rotor dan stator serta mutu instalasi perlu ditingkatkan. Boilernya menggunakan sirkulasi alam dan menghasilkan uap dengan tekanan 196,9 kg/cm2 dan suhu 554¼C. PLTU ini dilengkapi dengan presipitator elektro static yaitu suatu alat untuk mengendalikan partikel yang akan keluar cerobong dan alat pengolahan abu batu bara. Sedang uap yang sudah dipakai kemudian didinginkan dalam kondensor sehingga dihasilkan air yang dialirkan ke dalam boiler. Pada waktu PLTU batubara beroperasi suhu pada kondensor naiknya begitu cepat, sehingga mengakibatkan kondensor menjadi panas. Sedang untuk mendinginkan kondensor bisa digunakan air, tapi harus dalam jumlah besar, hal inilah yang menyebabkan PLTU dibangun dekat dengan sumber air yang banyak seperti di tepi sungai atau tepi pantai. 


Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA )













            

            Air sungai merupakan salah satu potensi yang cukup besar untuk dapat membangkitkan tenaga listrik. Potensi tenaga air yang terdapat di seluruh Indonesia diperkirakan dapat memproduksi listrik sebesar 75 GW, namun adanya perbedaan antara potensi tenaga air dengan kebutuhan akan tenaga listrik menyebabkan pemanfaatan potensi tenaga air belum dapat dilakukan secara optimal. Sub UBP PLTA PB Soedirman merupakan penghasil tenaga listrik terbesar yang berada di bawah UBP Mrica yang menggunakan waduk sebagai sarana penampung air.
           
           Aliran sungai dengan jumlah debit air yang demikian besar ditampung dalam waduk (1) yang ditunjang dengan bangunan bendungan (3). Air tersebut dialirkan melalui saringan Power Intake (2) kemudian masuk ke Pipa Pesat (Penstock) (4) untuk merubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa pesat dipasang Katup Utama (Main Inlet Valve) (5) untuk mengalirkan air ke turbin. Katup utama akan ditutup otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin.
Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip pengarah (sudu tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin (6). Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan generator (7) yang kemudian menghasilkan tenaga listrik. Air yang keluar dari turbin melalui Tail Race (8) selanjutnya kembali ke sungai (9). Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator, tegangannya masih rendah (13,8 kV). Oleh karena itu, tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan dengan Trafo Utama (10) menjadi 154 kV untuk efisiensi penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian diatur/dibagi di Switch Yard 150 kV Gardu Induk Mrica (11) dan selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke sistem tenaga listrik Jawa-Bali melalui kawat saluran Tegangan Tinggi 150 kV (12). Disamping itu waduk PB Soedirman dengan sungai Serayunya yang mempunyai karakteristik khusus, apabila terjadi banjir maka kelebihan air tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas otomatis (spillway) (13).

           Waduk Mrica Banjarnegara merupakan perairan lentik yang ada di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Waduk Mrica bila ditinjau dari peranan utamanya yaitu, sebagai sumber pembangkit tenaga air (PLTA). Peranan lain Waduk Mrica yaitu, sebagai pariwisata air, irigasi dan budidaya ikan air tawar. Selain ikan organisme yang hidup di perairan Waduk Mrica salah satunya adalah plankton. Plankton mempunyai peranan penting sebagai penyedia nutrisi alami bagi ikan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi plankton di perairan Waduk Mrica Banjarnegara. Penelitian ini dilakukan di perairan Waduk Mrica Banjarnegara pada bulan Agustus 2005. Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis plankton yang terdapat di perairan Waduk Mrica Banjarnegara. Sampel dalam penelitian ini adalah semua jenis plankton yang tertangkap dengan plankton net no.25 di tiga stasiun pengamatan yaitu, pada zona usaha, zona bebas dan zona wisata. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pada masing-masing bagian diambil secara komposit dari 5 titik yang berbeda. Variabel utama dalam penelitian ini adalah distribusi plankton secara horizontal yang terdapat di perairan Waduk Mrica Banjarnegara. Variabel pendukung adalah kualitas air Waduk Mrica Banjarnegara yang diukur langsung di tempat penelitian yaitu, suhu, kecerahan, pH, Oksigen terlarut dan Karbondioksida terlarut. Hasil penelitian di perairan Waduk Mrica Banjarnegara ditemukan31 jenis plankton terdiri dari 11 fitoplankton dan 20 zooplankton, jenis plankton yang ditemukan di perairan Waduk Mrica terdiri dari divisio Chlorophyta, Chrysophyta, Protozoa, Rotifera dan Crustacea. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman jenis, keseragaman plankton dan dominansi plankton secara horizontal di perairan Waduk Mrica Banjarnegara menunjukkan bahwa kelimpahan plankton tertinggi pada zona wisata pada pengambilan sore hari dan diikuti oleh zona bebas dan zona usaha, keseragaman plankton dan dominansi plankton tertinggi pada zona usaha diikuti zona bebas dan zona wisata. Parameter faktor abiotik di perairan Waduk Mrica yaitu, suhu berkisar antara 28-31oC, pH 6-8, kecerahan 45-60 cm, oksigen terlarut 6,8-8 ppm dan karbondioksida terlarut 0,8-1,5 mg/l. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa distribusi plankton secara horizontal di perairan Waduk Mrica Banjarnegara tersebar merata. Saran yang dapat disampaikan perlu kirannya diadakan penelitian pada waktu yang berbeda dan perlu adanya pemantauan kualitas air secara berkala.

Indonesia Lolos Ke Semi-Final



            Indonesia memastikan tiket ke semi-final Piala AFF 2010 setelah mengalahkan Laos 6-0 dalam pertandingan keduanya di Grup A di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu [4/12] malam WIB.

            Hasil itu membuat Indonesia kokoh di puncak klasemen sementara dengan nilai enam hasil dua kemenangan. Peringkat kedua ditempati Thailand dengan poin dua menyusul hasil imbang tanpa gol melawan Malaysia di laga sebelumnya. Malaysia menduduki posisi tiga dengan poin satu. Raihan angka Malaysia sama dengan Laos, namun unggul selisih gol.


Detail... 

Libas Malaysia, Indonesia Pimpin Grup A


            

            VIVAnews - Indonesia berhasil menghancurkan Malaysia 5-1 di penyisihan Grup A Piala AFF di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu 1 Desember 2010. Dengan hasil ini, Indonesia sementara memuncaki Grup A.

            Merah Putih untuk sementara memimpin Grup A dengan poin sempurna, 3, setelah di pertandingan sebelumnya, Thailand hanya mampu bermain imbang 2-2 dengan Laos. Sedangkan Malaysia harus rela menghuni juru kunci.

Meningkatkan Efisiensi PLTU Batu Bara

Meningkatkan Efisiensi PLTU Batu Bara


PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan kapasitas 25 MW, suhu 500 ¼C, tekanan 65 Kg/cm2, boiler masih menggunakan pipa biasa dan pendingin generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama adalah boiler sudah dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan hidrogen, namun kapasitasnya masih 25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW, maka boilernya harus dilengkapi super hiter, ekonomizer dan tungku tekanan. Kemudian turbinnya bisa melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya masih menggunakan hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan mempunyai tekanan 131,5 Kg/cm2 dan suhu 540 ¼C dan bahan bakarnya masih menggunakan minyak bumi.

Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW maka bahan bakarnya sudah tidak menggunakan minyak bumi lagi melainkan batu bara. Batu bara yang dipakai secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas rendah. Bila batu bara yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batu bara yang dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur, Nitrogen dan Sodium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna menjadi rendah.

PLTU batu bara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di Suryalaya pada tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun 1993-an beroperasi pula PLTU Paiton 1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batu bara pada tahun 1994 kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16%  dari total daya terpasang). Pada tahun 2003 kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37%), tahun 2008/09 mencapai 24.570 MW (48%) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian batu bara pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebsar 17,3 Twh dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batu bara diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104 Twh. 

Banyaknya pemakaian batu bara tentunya akan menentukan besarnya biaya pembangunan PLTU. Harga batu bara itu sendiri ditentukan oleh nilai panasnya (Kcal/Kg), artinya bila nilai panas tetap maka harga akan turun 1% pertahun. Sedang nilai panas ditentukan oleh kandungan zat SOx yaitu suatu zat yang beracun, jadi pada pembangkit harus dilengkapi alat penghisap SOx. Hal inilah yang menyebabkan biaya PLTU Batu bara lebih tinggi sampai 20% dari pada PLTU minyak bumi. Bila batu bara yang digunakan rendah kandungan SOx-nya maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx dengan demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembankit ini adalah bahan bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya tersedia dalam jumlah besar serta tersebar di seluruh Indonesia. 

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

           
            LISTRIK pada umumnya dibangkitkan dari turbin yang digerakkan uap air. Uap air dihasilkan dengan mendidihkan air dalam bejana (boiller). Bahan bakar yang sering digunakan untuk mendidihkan air inilah yang membedakan nama pembangkit listrik. Ada yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas, batu bara atau nuklir. Pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil, biasanya disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan yang menggunakan nuklir disebut PLTN.PLTU telah banyak didirikan di Indonesia, dan telah banyak pula pengalaman yang kita rasakan, baik masalah pergiliran pasokan arus listrik, harga, dan polusi. Masalah pergiliran pasokan arus listrik disebabkan masalah pasokan yang terbatas, karena tak adanya cadangan sumber listrik. Harga telah dipastikan naik terus mengikuti harga minyak bumi. Padahal minyak bumi dan gas dapat dimanfaatkan untuk pembuatan plastik, pupuk, kain, kendaraan bermotor atau keperluan lain yang lebih bermanfaat untuk kehidupan.Kalau PLTN memang merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi di Indonesia. Selain bersih dan tak mencemari lingkungan, harga listriknya sangat murah dan dapat bersaing. Bahkan dengan reaktor temperatur tinggi, selain listrik yang dihasilkan, pendinginnya dapat digunakan untuk memproses batu bara menjadi bahan bakar minyak dan gas untuk kendaraan bermotor, serta desalinasi air laut, untuk menjadi air minum dan garam. Harga listrik yang murah tidak hanya didukung harga bahan bakar nuklir yang lebih murah dari harga minyak bumi atau batu bara, tetapi volume bahan bakar nuklir yang diperlukan jauh lebih kecil, sehingga harga transportasinya murah.
Sekilas Sejarah PLTN
            Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan salah satu sumber pembangkit listrik yang memanfaatkan energi nuklir dengan menggunakan bahan bakar nuklir uranium. PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU hanya saja ruang bakar PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang dapat menghasilkan panas / kalor. Pada pltu proses pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam ruang bakar. Bahan bakarnya dapat berupa bahan fosil seperti batubara, minyak bumi, gas. Jika pada PLTN bahan bakarnya (uranium) mengalami proses fisi pada reaktor nuklir. Panas yang dihasilkan dari reaksi fisi digunakan untuk menguapkan air. Uap tersebut digunakan untuk memutar turbin, sehingga generator bisa menghasilkan listrik.
Sejarah pemanfaatan energi nuklir melalui Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dimulai beberapa saat setelah tim yang dipimpin Enrico Fermi berhasil memperoleh reaksi nuklir berantai terkendali yang pertama pada tahun 1942. Reaktor nuklirnya sendiri sangat dirahasiakan dan dibangun di bawah stadion olah raga Universitas Chicago. Mulai saat itu manusia berusaha mengembangkan pemanfaatan sumber tenaga baru tersebut. Namun pada mulanya, pengembangan pemanfaatan energi nuklir masih sangat terbatas, yaitu baru dilakukan di Amerika Serikat dan Jerman. Tidak lama kemudian, Inggris, Perancis, Kanada dan Rusia juga mulai menjalankan program energi nuklirnya.

Prinsip kerja PLTN
Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu, air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uang yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti : batu bara, minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (S02) dan nitrogen oksida (Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan teremisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bias menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada PLTN panas yang akan digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disalurkan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel sperti C02, S02, atau Nox, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian LTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.            
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN. Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut:
  • Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas yang sangat besar. 
  • Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang digunakan. 
  • Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak (kinetik).  Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga dihasilkan arus listrik. 
Prosesnya adalah : Air dipompa menuju ke ketel uap. Dalam reaktor nuklir terjedi proses fision , dimana bahan bakar nuklir (uranium) mengalami fisi yang akan menghasilkan panas yang digunakan untuk menguapkan air. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga menghasilkan tenaga listrik.
Proses fisi / fision adalah proses dimana suatu unsur diuraikan menjadi unsur-unsur lain yang masanya lebih kecil daripada masa uranium yang diuraikan.
 Prosesnya adalah inti uranium ditembak dengan neutron sehingga pecah menjadi inti xenon dan inti strontium selain itu juga terjadi pelepasan neutron dari inti uranium yang ditembakkan tersebut.
           Pada proses tersebut terjadi selisih massa artinya massa uranium sebelum melakukan proses fisi. Itu artinya ada massa yang hilang. Massa yang hilang tersebut berubah menjadi energi panas di dalam reaktor nuklir.
My Final Assignment

My Final Assignment

ABSTRAC


Alfano Endra Wardhana and Mohammad Khayatul Falakh, 2010, Perencanaan Supplay Daya Instalasi Listrik di PT. Greenfood & Beverage Pandaan, Program Study Electrical Engineering, Majors Technique of Elektro, State Polytechnic of Malang
Counsellor: Sukamdi, ST. MMT; Ir. Wijaya Kusuma, MMT

Issue that being discussed is planning electricity instalation power supply at PT. Greenfood & Beverage Pandaan base on PUIL 2000. The objecitve of this final assignment is to plan electricity instalation power supply include data analysis and power adding recommendation to PT. Greenfood & Beverage Pandaan. The analysis result which is taken from measurement data is the power usage when at the peak load which is 181 kVA from the 240 kVA (75,41%) set power. There is still 59 kVA (24,59%) power left. And the set transformator which is 630 kVA (28,73%), so there is still 449 kVA (71,27 %) power left for the addition of new machines without replacement or addition of new trafo.

The first power addition alternative recommendation is the power addition without change the trafo. The power after the addition is 463,3 kVA. So, there is a power addition from 240 kVA to 485 kVA without change the 630 kVA set transformator. The second power addition alternative recommendation is the power addition by adding a new 250 kVA trafo. The power after the addition is 625,9 kVA. So there is a power addition from 240 kVA to 690 kVA. The third power addition alternative recommendation is power addition by changing the 630 kVA trafo with the 800 kVA one. The power after the addition is 625,9 kVA. So there is a power addition from 240 kVA to 690 kVA.

Keyword: Planning, Power, PUIL 2000